Rabu, 08 Juni 2011

PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK

PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK

Pembangunan Kesehatan Nasional yang telah diselenggarakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya dari pemeintah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dari seluruh masyarakat Indonesia, yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. 
Pembangunan yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan tidak hanya bertujuan untuk memajukan kehidupan lahiriah saja atau untuk kepuasaan batiniah, melainkan juga untuk menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya.
Dalam rangka pembangunan jangka panjang IT, 25 tahun (1993 – 2018). Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia (PPAI) perlu diberikan perhatian khusus, karena sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang Kedua mengandung araban dan kebijaksanaan untuk memulai melaksanakan upaya pembangunan manusia Indnesia, ialah suatu usaha yang perlu dimulai sedini mungkin, yaitu dari masa anak – anak. 
Anak Indonesia sebagai bagian dari generasi muda, merupakan mata rantai awal yang sangat penting dan menentukan dalam upaya mempersiapkan dan mewujudkan masa depan bangsa dan Negara sesuai dengan apa yang kita cita – citakan
Anak BALITA (bawah lima tahun) merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai hal di atas, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan anak secara wajar, yang mencakup segi – segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi haknya (hak anak). Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang menguntungkan untuk proses tumbuh kembang.
Secara umum seluruh anak di dunia ini mempunyai sifat lugu, aktif, mempunyai rasa ingin tahu, ketergantungan pada orang lain, rawan dan penuh dengan harapan. 
Dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangannya, semua factor di atas harus menjadi perhatian yang seksama agar tumbuh kembang anak tidak mengalami gangguan. Masa BALITA merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berfikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertinkah laku sosial dan sebagainya. Oleh karena itu perhatian pada masa BALITA ini haruslah lebih seksama dan bijaksana.

Masalah Yang Mempengaruhi Proses Tumbuh Kembang BALITA 
Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu : 
1) Faktor dalam, yaitu dari dalam diri anak itu sendiri baik bawaan maupun diperoleh. 
2) Faktor luar, termasuk disini faktor keluarga, gizi dan faktor lainnya. 
Disamping itu secara menyeluruh ada beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu: 
I. Keluarga Berencana 
II. Pemberian kebutuhan nutrisi yang baik 
III. Penyakit muntah-menceret 
IV. Infeksi saluran nafas akut 
V. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 
Kelima faktor diatas merupakan masalah yang utama/tersering dalam menimbulkan gangguan pada proses tumbuh kembang anak. 
I. Keluarga Berencana 
Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan. Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. 
Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. 
Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak terlalu banyak. Hal ini terlihat pada survey prevalensi keluarga berencana di pulau Jawa dan Bali tahun 1987 dibandingkan dengan keadaan pada tahun tujuh puluhan, terlihat fertilitas pada tahun 1987 telah turun 35% - 50%, sedang diluar Jawa dan Bali telah turun 29% - 41%, sebagai ikutan dengan juga memperhitungkan pelayanan kesehatan dan pembangunan yang makin maju, terlihat tingkat kematian bayi dari periode 1972 - 1976 keperiode 1982 - 1987 turun sekitar 13%, dan dalam periode yang sama angka kematian anak juga menurun sekitar 42,3%. Dari hasil penelitian tersebut juga didapat hasil bahwa angka kematian bayi dan anak lebih rendah apabila kelahiran bayi tersebut mempunyai jarak yang wajar. Seorang bayi yang dilahirkan dengan jarak kurang dari 2 tahun akan mempunyai kemungkinan meninggal 76% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai jarak kelahiran 2 - 3 tahun. Kemungkinan resiko kematian ibu menjadi 200% lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang mempunyai jarak kelahiran lebih dari 4 tahun. 
Dari gambaran diatas terlihat pentingnya peranan Keluarga Berencana dalam mempersiapkan suatu generasi penerus yang berkualitas. 
II. Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak 
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia. 
Lebih dari 20 juta anak di dunia menderita gangguan gizi buruk dan 150 juta anak menderita gangguan. Keadaan gangguan gizi dan dampak gangguan gizi pada anak dapat kita lihat bahwa gangguan gizi dan kurang gizi dalam berbagai bentuk terlibat sebagai faktor penyebab kematian pada lebih kurang dari separoh anak yang lebih muda. Kekurangan gizi dalam makanan yang diberikan pada anak dan gangguan pencernaan dan penyerapan makanan yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya menyebabkan gangguan gizi pada anak.
Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1990 menganjurkan penggunaan ASI, tertulis sebagai berikut " Dengan ASI Kaum Ibu mempelopori Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia" 

1 komentar: